...
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Beranda » Blog » Tips Jitu Undang Cacing Tanah Dengan Tandan Kosong (Tankos) Kelapa Sawit

Tips Jitu Undang Cacing Tanah Dengan Tandan Kosong (Tankos) Kelapa Sawit

Diposting pada 7 November 2021 oleh Admin / Dilihat: 672 kali / Kategori:

TTKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) di Indonesia adalah limbah padat pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah.  Jika dihitung produksi tandan kosong atau sering disebut dengan tankos ini kurang lebih 23% dari volume tandan buah segar (TBS) yang diolah.  Maka apabila satu estate luasnya 10.000 ha dengan pabrik kelapa sawit (PKS) 60 ton TBS per jam, maka setiap hari akan dihasilkan tankos minimal 200 ton atau dalam satu generasi 20 tahun akan menghasilkan tankos minimal 1 juta ton tankos.

Sobat RAS, seperti hal yang sudah kita ketahui bersama bahwa tankos ini merupakan sumber bahan organik yang volumenya sulit tergantikan dengan sumber bahan organik yang lain.   Apabila bahan organik didalam tanah banyak, ini bisa menjadi salah satu indikator kesuburan dan kesehatan tanah, karna bahan organik ini merupakan bahan makanan berbagai mikroba tanah yang bermanfaat dalam pelepasan hara dalam tanah yang dibutuhkan dengan tanah.

Tanah yang kaya akan bahan organik akan menjamin eksistensi makro fauna seperti cacing tanah.   Seperti kita ketahui bahwa cacing tanah merupakan salah satu indikator kesuburan dan kesehatan tanah.  Cacing tanah juga berperan dalam mengahasilkan nutrisi tanah berupa kotoran cacing (kascing) yang kaya bahan organik, asam amino, humat, hara mikro, dan lainnya. Kemudian lendirnya yang mengandung actinomycetes bermanfaat untuk kesehatan tanaman bahan organik tanah, KTK tanah, N-Total, P-tersedia, K-tersedia, Ca dan Mg dapat ditukar. Cacing tanah dapat meningkatkan ukuran dan kemantapan agregat tanah.

Sayangnya keberadaan cacing tanah yang kaya manfaat ini sudah sulit ditemukan akibat penggunaan bahan kimia sintetis yang berlebihan di perkebunan kelapa sawit yang membuat rendahnya kandungan C-organik didalam tanah dan terganggunya ekosistem didalam tanah.

Lantas apa hubunganya cacing tanah dengan tankos kelapa sawit?
Pada saat ini TTKS digunakan sebagai bahan organik bagi pertanaman kelapa sawit secara langsung maupun tidak langsung.  Pemanfaatan secara langsung ialah dengan menjadikan TKKS sebagai mulsa, sedangkan secara tidak langsung dengan mengomposkan telebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk organik. Untuk mempercepat proses dekomposisi TKKS kita memerlukan cacing tanah (lumbricus rubellus).

Pengomposan TKKS dengan bantuan cacing tanah akan mempercepat proses dekomposisi dan meningkatkan kandungan unsur hara pada pupuk organik yang dihasilkan. Hasil Pupuk organik 
ini bermanfaat lebih baik dalan memperbaiki kualitas tanah. TKKS dikomposkan telebih dahulu sampai C/N kompos menjadi setengahnya (50%) dari CN ratio (tankos mentah) yaitu dari 70-80 menjadi 35-40. Aplikasi TTKS dalam bentuk kompos ini juga memberi manfaat lain yaitu tidak akan menjadi sarang atau breeding kumbang badak seperti jika aplikasi dilakukan dalam bentuk tankos mentah yang sangat berisiko menjadi breeding site kumbang badak apabila tumpukan tidak terkontrol ketinggiannya dengan baik.

Pengomposan jangkos usia 7 (tujuh) hari dengan Biodekomposer Eb.Dec (Sumber gambar: Penulis-PT MSA, 2020)

 

Kompos tankos dengan C/N 35-40 sangat disukai cacing tanah (Sumber gambar: Penulis-PT MSA, 2020)

Pupuk organik yang dihasilkan dengan bantuan cacing tanah diduga akan bermanfaat lebih baik dalam
memperbaiki kualitas tanah. Perbaikan sifat fisik, kimia, biologi tanah penting untuk pertumbuhan tanaman karena kualitas tanah akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dalam pembuatan pupuk organik, cacing tanah (Lumbricus rubellus) memegang peranan penting yaitu sebagai dekomposer.

Cacing tanah ini mempunyai kemampuan merombak bahan organik sangat tinggi dan mampu memakan bahan organik 30% dari berat tubuhnya per hari. Salah satu jenis mikroba yang mampu menghidrolisis selulosa alami secara efektif, karena menghasilkan tiga komponen enzim, yaitu: selobiohidrolase, endoglukinase, dan glukosidase (Mala et al.,2001).  Hal ini sangat diperlukan sekali dalam perombakan bahan organik yang banyak mengandung selulosa secara cepat karena kemampuan hifanya membalut dan menyelimuti tumpukan bahan yang dihancurkan.

Strategi pengomposan tankos agar lebih cepat, efektif dan serentak adalah dengan cara memberikan  tanggung jawab afdeling untuk melakukan komposting sendiri setiap harinya, dimana volumenya diatur setiap hari sesuai tankos yang dihasilkan PKS.  Sebagai contoh PKS yang mengolah 1.000 ton TBS per hari akan menghasilkan 200 ton tankos dan kemudian didistribusikan ke-14 afdeling (asumsi kebun 10.000 ha), sehingga setiap afdeling mendapat jatah jangkos yang harus dikomposkan sebanyak maksimal 15 ton.

Aplikasi kompos jangkos merata seluruh lahan (coverage area 100%) dalam perhitungan jangka panjang tidak hanya mengurangi tekanan penyakit tetapi juga meningkatkan efisiensi serapan hara tanaman yang pada akhirnya akan mengurangi biaya pemumpukan yang saat ini mencapai 60%-70% dari biaya produksi.

Semoga Bermanfaat.

Artikel ini disadur dari :

  • https://mitrasuksesagrindo.com/
  • https://bestplanterindonesia.com/

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Tips Jitu Undang Cacing Tanah Dengan Tandan Kosong (Tankos) Kelapa Sawit

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Tips Jitu Undang Cacing Tanah Dengan Tandan Kosong (Tankos) Kelapa Sawit

Social Media & Marketplace

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.