Pentingnya Menjaga Ekosistem Tanah dan Tanaman di Kebun Sawit
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup di dalamnya dengan lingkungan. Ekosistem di tanah berarti hubungan antara makhluk hidup yang ada di tanah yaitu makro dan mikro fauna tanah dengan kondisi tanah dan tanaman di atasnya.
Organisme tanah baik makro dan mikro, ada yang berfungsi sebagai pengurai, antagonis, penambat unsur hara, penghasil enzim, penghasil antibiotik dan bahkan ada yang bersifat merugikan. Secara umum, organisme tanah dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu organisme yang menguntungkan dan organisme yang merugikan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi populasi organisme tanah adalah kadar bahan organik tanah. Bahan organik merupakan sumber makanan bagi organisme tanah karena di dalam bahan organik mengandung zat-zat atau saripati tanaman berasal dari jaringan tanaman yang diperlukan mikroba untuk beraktivitas. Aktivitas mikroba inilah yang kita kenal sebagai pengurai, penghasil enzim, penghasil antibiotik dan lainnya.
Bahan organik ini tidak hanya dimanfaatkan oleh mikroba menguntungkan, tetapi juga oleh mikroba yang merugikan. Kandungan bahan organik tanah di era sekarang, sudah semakin menurun. Bahan organik merupakan komponen penyusun tanah. Persentase bahan organik pada kondisi tanah ideal adalah 5%. Kenyataannya di lapangan adalah persentase bahan organik sudah tidak ada yang mencapai 5%, hanya berkisar 2-4%, bahkan ada yang dibawah 1%. Fakta ini sungguh memperihatinkan. Melihat kenyataan ini, sudah sewajarnya kita rela untuk melakukan sedikit investasi dan memulai mengembalikan bahan organik ke dalam tanah karena biomassa yang kita kembalikan merupakan hak organisme tanah.
Bahan organik yang berasal dari Perkebuan Kelapa Sawit merupakan salah satu sumber bahan organik terbesar yang dapat kita manfaatkan. Bagian yang dapat kita manfaatkan adalah pelepah, limbah cair (sludge) dan janjang kosong kelapa sawit. Janjang kosong atau Jankos yang dikembalikan ke tanah harus dalam bentuk yang telah matang sehingga tidak mengundang bibit penyakit ke kebun. Usaha yang perlu kita lakukan adalah dengan melakukan pengomposan dan cara ini telah berhasil dilakukan pada beberapa Perkebunan Sawit.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa bahan organik sangat mempengaruhi populasi organisme tanah. Tanah yang memiliki bahan organik tinggi akan lebih banyak organisme tanahnya ketimbang tanah yang memiliki bahan organik rendah. Padahal, keberadaan organisme tanah sangat diperlukan di dunia Perkebunan, khususnya di Perkebunan Kelapa Sawit.
Salah satu organisme tanah yang menentukan dan berperan penting yaitu cacing tanah (Lumbricus rubellus) sebagai pengurai alami. Cacing tanah dan organisme tanah lainnya memiliki tingkat sensitifitas yang cukup tinggi terhadap bahan-bahan berbasis kimia. Pada lahan yang terindikasi menggunakan bahan-bahan kimia yang cukup tinggi, maka bisa dipastikan bahwa populasi cacing tanah dan organisme di lahan tersebut relatif sedikit. Kita semua tidak dapat memungkiri fakta bahwa kita telah banyak menggunakan bahan-bahan kimia ke kebun dan lahan kita tanpa memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan di kemudian hari.
Bahan-bahan kimia akan menghasilkan residu yang berbahaya ke dalam tanah dan akan mematikan dan mengurangi populasi organisme tanah. Selain itu, tanaman juga tidak bisa menyerap 100% pupuk kimia, selalu menghasilkan residu. Residu ini akan terkumpul dan terakumulasi. Dalam tanah. Bila tanah terkena air, maka tanah akan mengikat seperti lem dan apabila kering, tanah akan keras dan tidak subur lagi (Rahma, C. 2014).
Tanah keras dan lengket ini akan menyebabkan organisme tanah seperti cacing tidak dapat hidup dan berkembang biak. Padahal cacing tanah mengandung banyak mikroba menguntungkan pada kotoran dan lendirnya sehingga akan sangat disayangkan jika kita tidak bijak dalam menjaga populasi cacing tanah agar tetap ada di lahan kita.
Ancaman mengerikan lainnya yang timbul akibat kita tidak menjaga ekosistem tanah adalah munculnya penyakit-penyakit tular tanah (soil borne diseases) yang disebabkan oleh mikroba merugikan. Penyakit tular tanah yang sekarang banyak menyerang Perkebunan Kelapa Sawit adalah jamur Ganoderma boninense. Serangan penyakit akan menyebabkan kerusakan, salah satunya adalah serangan jamur Ganoderma boninense yang menyebabkan berkurangnya populasi tanaman hingga 60-80 % (Susanto et al., 2002). Secara alami, jamur ini merupakan jamur lemah dan tingkat perkembangbiakannya sangat lambat.
Jamur ini menjadi mengerikan diakibatkan berkurangnya populasi mikroba menguntungkan atau dikenal sebagai antagonis yaitu Trichoderma spp. yang diakibatkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia yang sudah tidak terkontrol jumlahnya. Pada beberapa kasus serangan Ganoderma, tepatnya di Perkebuanan Sumatera Utara dan Riau bahwa serangan Ganoderma telah mencapai 10-20% atau menyerang 10-30 pokok per ha pada Tanaman Sawit Menghasilkan.
Serangan jamur ini tentu saja merugikan dan menurunkan produksi tanaman karena tanaman yang terserang Ganoderma sudah tidak mampu berproduksi dan apabila serangan sudah sangat parah, maka tanaman akan mati atau roboh sehingga mengurangi jumlah tegakan atau populasi tanaman per hektarnya. Ganoderma menyerang dengan memakan jaringan lignin kelapa sawit pada batang sehingga memutus aliran translokasi air dan unsur hara untuk disalurkan ke jaringan tanaman terutama daun dan buah.
Gambar Jamur Ganoderma boninense yang menyerang Kebun di Riau
Sumber gambar : RAS (2017)
Hanya ada satu jalan untuk menyelamatkan Kebun kita dari ancaman penyakit tular tanah seperti jamur Ganoderma yaitu dengan mengembalikan musuh alami ke dalam tanah dan memperkaya bahan organik tanah. Trichoderma merupakan antagonis dari jamur Ganoderma yang keberadaannya sangat diperlukan di kebun kita. Trichoderma akan menyerang Ganoderma dengan kompetisi ruang dan tempat serta menghancurkan dinding sel Ganoderma dengan enzim kitinasenya.
Pada akhirnya, Trichoderma akan menempati ruang-ruang di jaringan akar tanaman sehingga Ganoderma tidak memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam jaringan akar menuju batang. Trichoderma memiliki kelemahan dalam menghancurkan Ganoderma yaitu apabila Ganoderma telah menyerang masuk dan berkembangbiak di jaringan batang sawit, maka keberadaannya tidak dapat dihancurkan Trichoderma.
Maka dari itu, sedini mungkin kita lakukan tindakan pencegahan Ganoderma dengan mengembalikan Trichoderma sebanyak-banyaknya ke Kebun kita. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah karena Trichoderma dan organisme tanah lainnya sangat sensitif terhadap bahan-bahan kimia, maka sudah sepantasnya kita mengurangi dosis penggunaan bahan-bahan kimia karena dosis yang berlebihan atau diambang batas, justru akan menghancurkan keberadaan Trichoderma atau mikroba menguntungkan lainnya di Kebun, sehingga akan sangat merugikan dalam upaya menjaga ekosistem tanah agar tetap seimbang.
Dalam upaya menjaga populasi Trichoderma dan organisme menguntungkan lainnya agar tetap ada di Kebun kita, maka hal lain yang perlu kita lakukan adalah dengan menambahkan bahan-bahan organik yang berasal dari biomasaa sawit itu sendiri, yaitu pelepah dan janjang kosong kelapa sawit. Kompos janjang kosong kelapa sawit sangat disarankan untuk diaplikasikan ke Kebun karena dalam janjang kosong ini mengandung banyak sekali unsur hara baik makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman dan mikroba tanah.
Perlu diingat, bahwa kompos tandan kosong kelapa sawit atau kompos lain dapat berupa kotoran sapi atau kambing yang akan kita tambahkan ke Kebun kita, harus dalam kondisi yang telah matang, dapat dilihat dari suhunya, kondisi fisiknya dan baunya. Jangan pernah sekali-kali mencoba untuk mengembalikan kompos yang belum matang, karena hal ini akan menjadi petaka bagi kita karena kompos ini akan melahap unsur hara yang ada di tanah untuk proses dekomposisinya dan mengundang bibit hama penyakit ke Kebun. Tentu saja, hal ini sangat kita hindari karena berpotensi merugikan.
Secara umum, upaya yang kita lakukan sebenarnya adalah mengembalikan kembali ekosistem tanah seperti semula. Sebuah siklus rantai makanan dengan organisme yang memiliki perannya masing-masing. Sekali lagi, mari kita jaga ekosistem tanah dan tanaman di Kebun kita karena hanya dengan cara inilah, kita dapat memperoleh manfaat yang berkesinambungan. Tidak ada yang disakiti dan dirugikan. Tanaman akan sehat dan mampu berproduksi optimal sehingga akan menguntungkan serta organisme tanah dapat hidup seimbang dan berkembang biak secara optimal.
Referensi :
- Pahan, I. 2012. Panduan lengkap kelapa sawit. Penebar swadaya, Jakarta.
- Raham, C. 2014. Masih mau pakai pupuk kimia ? Yuk intip bahayanya. http://www.kompasiana.com/charismarahma/masih-mau-pakai-pupuk-kimia-yuk-intip-bahayanya_54f84872a33311d55e8b4963 diakses 10 Januari 2017
- Susanto, A. 2002. Kajian pengendalian hayati Ganoderma boninense Pat. penyebab penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit. Disertasi IPB, Bogor
Tags: fungsi bahan organik, harga pupuk organik, kandungan humus dalam tanah, kompos tankos, manfaat bahan organik, manfaat humus untuk tanah, manfaat jajang kosong kelapa sawit, manfaat pupuk organik, manfaat tandan kosong kellapa sawit untuk pupuk organik, merk pupuk organik padat, Pupuk Organik, pupuk organik cair, pupuk organik dari tandan kosong kelapa sawit, pupuk organik kelapa sawit, Pupuk Organik Terbaik, pupuk organik terbaik di dunia, sifath fisik tanah
Pentingnya Menjaga Ekosistem Tanah dan Tanaman di Kebun Sawit
TTKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) di Indonesia adalah limbah padat pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Jika dihitung produksi... selengkapnya
Sobat Ras, Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida adalah jamur Trichoderma sp. Mikroorganisme... selengkapnya
Musim hujan dapat menyebabkan perkara dalam hal pencucian nutrisi dari pupuk di tanah. Berikut tips untuk menghindarinya! Kegiatan penting sebagai... selengkapnya
Sobat RAS. Penggunaan pupuk organik sudah berkembang pesat di Indonesia. Kesadaran akan bahayanya pupuk kimia yang bisa menimbulkan banyak dampak... selengkapnya
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah, salah satu residu utama kelapa sawit adalah tandan kosong... selengkapnya
Hallo sahabat RAZ.. masih ragu dengan kemampuan pupuk organik nogan yuk simak video testimoni dari mereka Video Testimoni Penggunaan Biofungisida... selengkapnya
Dalam dunia pertanian atau perkebunan kita tidak bisa lepas dari Pupuk, Baik Organik mapun anorganik. akhir-akhir ini petani sudah banyak... selengkapnya
Sobat RAS. Pasti sudah sering mendengar tentang pupuk hayati, biasanya orang akan menganggap bahwa pupuk ini sama halnya dengan pupuk... selengkapnya
Tulisan dimuat di Harian Medan Bisnis Edisi Senin, 19 Januari 2015 – http://mdn.biz.id/n/141678/ Oleh: Ir. Syarif Bastaman, M.Sc. “Sudah ada... selengkapnya
Sobat RAS. Secara fisik, 50% dari tanah tersusun atas mineral dan bahan organik, sedangkan 50% sisanya terdiri atas ruang pori... selengkapnya
NOGAN TRICHODERMA Sebagian besar jamur patogen maupun serangga pengganggu umumnya memiliki dinding sel yang terbuat dari chitin. Cara efektif mematikan jamur… selengkapnya
Rp 160.000Dekomposer EB DEC adalah biodekomposer berbahan aktif jamur pengurai bersifat termofilik yang diformulasi khusus untuk mendekomposisikan janjang kosong sawit, prinsip… selengkapnya
Rp 268.500Produk NOGAN TRICHO BASSIANA adalah biopestisida yang DAHSYAT, HANDAL dan RAMAH untuk mengendalikan hama insekta yang menyerang tanaman. Mengandung bahan… selengkapnya
Rp 160.000Pupuk Organik Micorin adalah konsorsium jamur mikoriza arbuskular dan bakteri rizosfir/bakteri akar tanah untuk membantu akar tanaman meningkatkan penyerapan unsur hara dari… selengkapnya
Rp 680.000Pupuk Organik Lumbrico Plus Pupuk Organik Lumbrico Plus adalah pupuk organik, dimana bahan organik yang digunakan adalah satu-satunya yang mengandung… selengkapnya
Rp 231.250Biofungisida NOGAN adalah biofungisida berbasis Trichoderma spp, untuk tanaman pangan, holtikultura dan tanaman perkebunan seperti sawit, karet dan HTI. PENTING… selengkapnya
Rp 330.000
Saat ini belum tersedia komentar.